Rabu, 21 Maret 2018

Agen Bola - 7 Club yang Akan Menyemarakkan Perburuan Titel Juara Liga 1 2018

Agen Bola - Bhayangkara FC yang berstatus jadi juara bertahan Liga 1 akan hadapi tantangan berat dalam perburuan titel juara musim ini. Bola. com menilainya sekurangnya ada tujuh club yang miliki kesempatan jadi kampiun di Liga 1 2018.

Bhayangkara FC tidak masuk hitungan jadi calon juara. Kepergian beberapa pemain bintang buat stabilitas permainan tim berjuluk The Guardians agak terganggu.

Tanpa ada Ilija Spasojevic, Ilham Udin, Evan Dimas, Firman Utina, Otavio Dutra, susah untuk tim bimbingan Simon McMenemy bagi dapat mengulangi narasi berhasil musim 2017.

Simon kudu kerja ekstra keras buat temukan formula taktik baru mengoptimalkan pilar-pilar gres yang berada di tim.

Hasil negatif yang diperlihatkan Bhayangkara FC di turnamen pramusim jadi deskripsi demikian sulitnya club yang juga akan bermarkas di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, musim ini buat jadi tim paling baik.

Agen Bola meletakkan tujuh club dalam barisan calon juara Liga 1 2018. Mereka diantaranya : Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Bali United, PSM Makassar, Madura United, Arema FC, serta Persib Bandung.

Cukup banyak? Ya, perimbangan kemampuan diantara beberapa club kontestan pertandingan kasta teratas jadi argumen kami menimbulkan banyak calon juara. 

" Pertandingan musim ini berat, kwalitas tim-tim sangat rata. Kami mesti kerja ekstra keras bila menginginkan berhasil, " tutur Kim Kurniawan, pilar Persib.

" Keberhasilan kami di Piala Presiden tidak jadi jaminan waktu mengarungi pertandingan kompetisi sesungguhnya. Persija hadapi banyak versus yang kuat, " timpal Marko Simic, predator Persija.

Simak penjelasan berikut ini, bagi ketahui argumen Bola. com menimbulkan tujuh club diatas jadi favorit juara musim ini.

Persija Jakarta

Titel juara Piala Presiden 2018 jadi penegas kebangkitan Persija. Club pengoleksi titel paling banyak kasta elite, 10 trofi (sembilan di masa perserikatan), sebagian musim paling akhir ini performnya tersungkur.

Krisis pendanaan berkelanjutan buat Tim Macan Kemayoran seperti kehilangan taji jadi club besar. Tetapi, narasi sedih itu telah berlalu. Masuknya entrepreneur hilang ingatan bola, Gede Widiade, di deretan manajemen Persija mengubah kondisi.

Dengan visi usaha yang baik Persija perlahan-lahan terlepas dari jerat krisis finansial. Seperti club elite yang lain, saat ini tim ibu kota dengan leluasa berbelanja pemain bintang kelas satu.

Di Liga 1 2017 Persija berhasil menerobos empat besar. Tanda kebangkitan mulai tampak bersamaan perolehan ini. Mereka ditunjuk PSSI mewakili Indonesia di arena Piala AFC 2018.

Tujuan juara Liga 1 2018 dibanderol Gede mulai sejak jauh-jauh hari. Keseriusan diperlihatkan dengan agresivitas club di bursa transfer pemain. Persija jadi satu diantara tim yang paling agresif lakukan berbelanja

Riko Simanjuntak, Asri Akbar, Arthur Bonai, Marko Kabiay, Valentino Telaubun, Jaimerson da Silva (Brasil), Addison Alves (Brasil), serta Marko Simic (Kroasia), adalah jejeran pemain baru Persija.

Nama paling akhir yang dimaksud terakhir tengah naik daun. Marko Simic jadi satu diantara pembelian cerdas pelatih Stefano " Teco " Cugurra. Pemain yang musim kemarin bermain di Melaka United itu sangat haus gol. Ia cepat menyesuaikan dengan timnya.

Tidak cuma mengantarkan Persija jadi kampiun Piala Presiden 2018, Simic mencatatkan diri jadi top scorer dengan catatan 11 gol.

Terkecuali berhasil jadi juara di Piala Presiden, Persija juga jadi yang paling baik di turnamen pramusim internasional, Boost Sportsfix Super Cup. Di turnamen ini mereka berkompetisi dengan Kelantan FA (Malaysia) serta Ratchaburi FC (Thailand).

Teco tampak tahu benar bagaimana mengolah kiat yang cocok sesuaikan komposisi pemain yang ia punyai. Mentor asal Brasil itu tampak tidak termakan nama besar pemain. Ia menghadirkan pilar-pilar baru sesuaikan keperluan Macan Kemayoran.

Tidak salah rasa-rasanya meletakkan Persija jadi satu diantara calon juara Liga 1 2018. Mereka miliki modal bagus bagi jadi juara.

Hal yang dapat mengandaskan ambisi Persija yaitu peluang mereka jadi tim musafir tidak dapat bermain di Jakarta. Tidak gampang untuk satu tim bermain diluar kandang aslinya.

Di bagian beda, konsentrasi Persija juga terdiri dengan Piala AFC 2018. Bila Teco tidak cerdik lakukan perputaran pemain, Persija jadi dapat tersungkur diakhir musim kelak.

Sriwijaya FC

Sriwijaya FC menghadirkan sosok pelatih berlangganan juara, Rahmad Darmawan. Arsitek yang musim kemarin menukangi club Malaysia, T-Team, itu yaitu lambang berhasil Laskar Wong Kito.

RD banjir titel di Sriwijaya FC. Di tangannya, club punya Pemprov Sumsel itu jadi juara Liga Indonesia edisi 2007-2008 dan Piala Indonesia edisi 2008, 2009, 2010.

Tangan dingin Rahmad Darmawan mulai terlihat waktu Sriwijaya FC jadi juara turnamen pramusim Piala Gubernur Kalimantan timur 2018. Diberi dana berlimpah nakhoda asal Lampung itu dengan leluasa mengubah scuad Laskar Wong Kito.

Menyambut musim 2018 Sriwijaya FC mempunyai scuad yang mentereng.

Novan Sasongko, Hamka Hamzah, Adam Alis, Patrich Wanggai, Zulfiandi, Alfin Tuasalamony, Syahrian Abimanyu, Samuel Christianson, Mahamadou N'Diaye, Makan Konate, Esteban Vizcarra, yaitu jejeran pemain baru Sriwijaya FC. Sebagian besar diantara mereka berstatus bintang kelas satu.

Tidak gampang menjadikan satu pemain-pemain bintang dengan ego tinggi dalam satu tim. Di sinilah letak kehebatan RD.

Pelatih yang mengantar Timnas Indonesia U-23 jadi runner-up SEA Games 2011 serta 2013 itu di kenal jadi sosok yang jago melindungi kestabilan psikologis anak-asuhnya.

Di beberapa club terlebih dulu seperti Persipura Jayapura, Persija Jakarta, Arema FC, serta Persebaya Surabaya ISL, Rahmad suka menyatukan pemain-pemain paling baik.

Dengan modal kedalaman scuad, Sriwijaya FC tampak dapat survive mengarungi jadwal padat turnamen pramusim Piala Presiden serta Piala Gubernur Kalimantan timur. Menurut RD jadi satu diantara kunci bagi memenangkan titel juara pertandingan kasta teratas.

" Jadwal kompetisi Liga 1 sangat kuras tenaga. System perputaran yang cerdik mutlak dikerjakan bagi melindungi stabilitas tampilan di selama musim, " tutur Rahmad Darmawan.

Bali United

Sejak dikelola oleh duo entrepreneur yang bersaudara kandung, Pieter-Yabes Tanuri, Putra Samarinda yang saat ini bertukar nama Bali United jadi club yang disegani di persaingan perebutan elite pertandingan Tanah Air.

Manfaat mengerek perform Bali United di peredaran elite, Tanuri bersaudara membuat Bali United jadi The Dream Tim. Langkah tersebut berhasil musim kemarin.

Bali United melesat jadi runner-up Liga 1 2017. Bila masalah pemakaian pemain ilegal dalam pertandingan Partner Kukar Vs Bhayangkara FC diakhir musim tidak mencuat, Serdadu Tridatu miliki kans besar jadi juara.

Hadapi Liga 1 2018 Bali United sedikit lakukan perubahan komposisi scuad.

Mereka cuma memboyong beberapa profil jenis : Milos Krkotic (Montenegro), Demerson (Brasil), Ilija Spasojevic, Feby Eka Putra, Hanis Saghara Putra, serta Sutanto Tan. Scuad awal Bali United telah kinclong terlebih dulu.

Serdadu Tridatu miliki pemain-pemain berkelas seperti, Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, Ahn Byung-keon (Korea Selatan), Yabes Roni, Faddil Sausu, Nick van der Velden (Belanda), Taufiq, I Gede Sukadana, dan Dias Angga.

Pekerjaan Widodo Cahyono Putro tinggal bagaimana menjadikan satu potensi-potensi paling baik itu. Tetapi konsentrasi Bali United terbelah. Terkecuali bertanding di Liga 1, mereka juga bermain di pentas Piala AFC.

Melansir dari Agen Bola walau demikian bila lihat perimbangan kwalitas scuad inti serta pelapis, tidak susah rasa-rasanya untuk Widodo melindungi keseimbangan permainan Serdadu Tridatu.

PSM Makassar

Di banding club papan atas yang lain, PSM Makassar relatif adem ayem lakukan persiapan mendekati Liga 1 2018. Robert Rene Alberts, pelatih Tim Juku Eja dengan terang-terangan berujar memohon anak-asuhnya tidak tampak mati-matian di arena pramusim.

Pelatih asal Belanda itu menginginkan PSM konsentrasi pada sendiri. Robert menilainya turnamen sekelas Piala Presiden tidak mempunyai nilai prestise. Nakhoda yang sempat berhasil menghadirkan titel juara Indonesia Super League 2009-2010 dengan Arema itu memancang tujuan harus juara di Liga 1 2018.

Bagi itu PSM lebih pilih habis-habisan di pentas pertandingan di banding ngotot di turnamen pramusim. PSM tidak mau kehabisan bensin.

Umum sepak bola Makassar sangat merindukan titel juara pertandingan. PSM paling akhir kali jadi yang paling baik pada musim 2000. Penantian panjang 18 th. mesti dituntaskan di Liga 1 2018.

PSM kehilangan beberapa pemain kunci jenis Titus Bonai, Ferdinand Sinaga, serta Hamka Hamzah, musim ini. Tetapi, Robert tidak terasa kuatir. Sang mentor telah miliki pengganti mereka dengan kwalitas sebanding.

PSM menghadirkan tidak sangat banyak pemain baru. Guy Junior, Hasyim Kipuw, Abdul Rahman serta Bruce Djite (Australia) dihadirkan ke Makassar cuma bagi menutupi lubang yang ditinggalkan pemain-pemain punya pengaruh.

Robert sangat percaya dengan kwalitas pemain-pemain yang dipunyai. PSM diharap cukup kompetitif menyemarakkan perburuan trofi di Liga 1 2018.

Pemain-pemain lawas seperti : Rizky Pellu, Asnawi Mangkualam, Zulham Zamrun, Rasyid Bakri, Marc Klok (Belanda), Wiljan Pluim (Belanda), dinilai akan dapat mendongkrak prestasi Tim Ayam Jantan dari Timur.

PSM layak masuk deretan tim favorit. Cuma catatannya, kwalitas pemain paling utama dengan cadangan agak jomplang. PSM miliki banyak pemain muda bagus, tetapi belum juga masak jam terbang. Mereka diragukan dapat miliki rapor stabil waktu menukar beberapa seniornya.

Arema FC, Persib Bandung, Madura United

Bola. com meletakkan Arema FC, Persib Bandung, dan Madura United di jejeran bawah calon juara Liga 1 2018.

Arema serta Persib berstatus tim elite. Keduanya pelanggan papan atas kasta elite. Tetapi, musim kemarin prestasi mereka turun tajam.

Tim Singo Edan menempati tempat sembilan klassemen akhir Liga 1 2017. Disamping itu, Tim Maung Bandung lebih kronis sekali lagi. Persib tercecer di tempat ke-13.

Walau alami periode jelek th. lantas, ke-2 club tidak tampak jor-joran di bursa transfer awal musim ini.

Keadaan keuangan yg tidak longgar buat manajemen Arema tidak leluasa lakukan berbelanja pemain. Mereka bahkan juga melepas pemain-pemain top bergaji besar seperti, Cristian Gonzales, Beny Wahyudi (Madura United), dan Achmad Bustomi (Partner Kukar).

Jadi ubahnya Arema banyak memakai pemain-pemain darah muda.

Yang unik malah Persib. Bemodal dana taktis besar, Tim Maung Bandung malah tidak menghadirkan bintang-bintang berbanderol wah, seperti yang seringkali kerjakan sampai kini. Mereka malah melepas Michael Essien yang musim kemarin datang serta menghebohkan pertandingan Indonesia.

Walaupun demikian janganlah meremehkan Arema serta Persib. Keduanya miliki mentalitas juara waktu mengarungi persaingan perebutan keras pertandingan.

Persib musim ini ditukangi Mario Gomez, yang berhasil mengantarkan club Malaysia, Johor Darul Ta'zim jadi kampiun Piala AFC 2015. JDT di tangan pelatih asal Malaysia itu merajai pertandingan Malaysia satu tahun lebih paling akhir.

Di bagian beda, Arema miliki banyak pemain muda berkelas penuh semangat. Ingat, pada musim 2009-2010 Tim Singo Edan jadi juara ISL dengan bermodal young guns.

Menarik memerhatikan gerakan Madura United. Club satu ini terhitung pendatang baru didunia sepak bola Tanah Air, tetapi di saat yang singkat mereka dapat jadi kuda hitam menakutkan di persaingan perebutan atas pertandingan kita.

Hal semacam ini tidak terlepas dari keberanian yang memiliki club Achsanul Qosasi mengguyur uang besar bagi menghadirkan pemain-pemain top.

Memandang musim 2018 scuad Madura United dibanjiri pemain-pemain berkelas. Beny Wahyudi, Cristian Gonzales, Zah Rahan Krangar, OK John, Raphael Maitimo serta Satria Tama, buat Laskar Sapeh Kerab semakin kompetitif.

Club ini ditukangi pelatih dengan etos usaha keras, Milomir Seslija. Cuma memanglah Madura United belum juga miliki kebiasaan berhasil. Ini juga akan jadi sandungan untuk mereka. Karna bila bicara pertandingan kasta teratas, kunci berhasil bukan sekedar menyangkut kemampuan tehnik, namun juga mental plus kematangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar